2 menit

Tahukah kamu seperti apa tembang pocung dalam bahasa Jawa? Kalau belum, simak contoh tembang pocung berikut ini, ya!

Seperti halnya dalam bahasa Indonesia, bahasa Jawa juga memiliki karya sastra berupa puisi yang dikenal dengan istilah tembang macapat.

Dalam bahasa Jawa, tembang macapat adalah karya sastra puisi tradisional yang terdiri dari berbagai macam jenis, salah satunya tembang pocung.

Tembang pocung adalah jenis tembang macapat yang menceritakan tentang perjalanan hidup manusia paling akhir di dunia ini.

Ingin tahu lebih lanjut tentang tembang ini?

Melansir dari berbagai sumber, berikut ini beberapa contoh tembang pocung yang bisa kamu pelajari!

Contoh Tembang Pocung Bahasa Jawa

Tembang Pocung Tema Agama

1. “Shalat Itu Kewajiban”

Shalat iku kewajiban engkang laku

Lekase kat fajar

Ibadah kang pancen wajib

Shalat iku cagake saka agama

 

Artinya”

“Salat Itu Kewajiban”

 

Salat adalah sebuah kewajiban yang dilakukan dengan sungguh-sungguh

Dimulai dari waktu terbit matahari

Ibadah merupakan sebuah kewajiban

Karena salat itu tiangnya agama

2. “Aja Tumindhak Saru”

Dug manungsa padha elinga

Maring Sang Agung, Gusti Kang Maha Suci

Adohno tumindak saru

Aja tumindak nistha

Elingono wong urip ong donyo iku

Gesangna mung sawetra akherat papan kang nyekti

 

Artinya:

“Jangan Bertindak Buruk”

 

Hai manusia ingatlah

Kepada Sang Agung, Tuhan Yang Maha Suci

Jauhilah perbuatan buruk

Janganlah bertindak buruk

Ingatlah orang hidup di dunia itu

Bernafas hanya sebentar

Akhirat tempat kembali yang sejati

Tembang Pocung Tema Nasehat

3. “Aja Pamrih”

Durung punjul ing kawruh keselek jujul

Kaseselan hawa

Cupet kapepetan pamrih

Tengah nedya anggambung mring Hyang Wisesa

 

Artinya:

“Jangan Pamrih”

 

Belum cakap ilmu tinggi sudah buru-buru ingin dianggap pintar

Terselip hawa nafsu yang merasa kurang

Yang tertutup oleh pamrih

Maka mustahil untuk manunggal pada Yang Maha Kuasa

4. “Hawa Nepsu”

Bathara gung ing uger graning jajantung

Jenek Hyang Wisesa

Sana pasenedan suci

Nora kaya si mudha nudhar angkara

 

Artinya:

“Hawa Nafsu”

 

Tuhan Yang Maha Agung diresapi dalam setiap helai nafas

Hidup menyatu dengan Yang Maha Kuasa

Teguh menyucikan diri

Tidak seperti orang muda yang selalu mengumbar hawa nafsu angkara

5. “Urip Tentrem”

Nora uwus kareme anguwus uwus

Uwose tan ana

Mung janjine moreng-moreng

Kaya buta buteng betah anganiaya

 

Artinya:

“Hidup Tentram”

 

Tidak ada henti-hentinya mencaci maki sesama

Tanpa adanya isi dan tujuan

Pekerjaannya hanya marah-marah

Seperti layaknya raksasa yang bodoh pemarah dan suka menganiaya

Tembang Pocung Tema Pendidikan

6. “Sregep Sinau”

Dadi bocah kudu sregep lan sinau

Ben ora rekasa

Sinaune ditenani

Yen we sukses ojo lali marang wong tuwa

 

Artinya:

“Rajin Belajar”

 

Jadilah anak yang rajin dan tekun belajar

Agar hidup tidak kesusahan

Mencari ilmu dengan sungguh-sungguh

Jika sudah meraih kesuksesan jangan lupa kepada orang tua

7. “Ngundi Ilmu”

Sapa iku ora seneng ngundi ilmu

Urip rekasa

Seneng kepati-pati

Ora sugeh ananging ora rumangsa

 

Artinya:

“Mencari Ilmu”

 

Siapa di dunia ini tidak suka untuk mencari ilmu

Hidupnya akan kesusahan

Kegembiraan tidak akan lama

Tidak sukses dan tidak bahagia

8. “Hakekate Ngelmu”

Nora weruh rosing rasa kang rinuruh

Lumeketing angga

Anggere padha marsudi

Kana kene kaanane ora beda

 

Artinya:

“Hakikat Ilmu”

 

Tidak mendalami hakikat ilmu yang telah dicari

Padahal ilmu sejatilah yang ada di dalam jati diri

Asal mau berusaha

Di sana dan di sini ilmu tidak ada bedanya

***

Semoga bermanfaat, Property People.

Simak informasi menarik lainnya di Google News Berita 99.co Indonesia.

Kunjungi www.99.co/id dan rumah123.com untuk menemukan hunian impianmu dari sekarang.

Dapatkan kemudahan untuk memenuhi kebutuhan properti, karena kami selalu #AdaBuatKamu.

Kunjungi dari sekarang dan temukan hunian favoritmu, salah satunya Griya Reja Residence!

Artikel ini bersumber dari www.99.co.