Tahukah kamu seperti apa tembang pocung dalam bahasa Jawa? Kalau belum, simak contoh tembang pocung berikut ini, ya!
Seperti halnya dalam bahasa Indonesia, bahasa Jawa juga memiliki karya sastra berupa puisi yang dikenal dengan istilah tembang macapat.
Dalam bahasa Jawa, tembang macapat adalah karya sastra puisi tradisional yang terdiri dari berbagai macam jenis, salah satunya tembang pocung.
Tembang pocung adalah jenis tembang macapat yang menceritakan tentang perjalanan hidup manusia paling akhir di dunia ini.
Ingin tahu lebih lanjut tentang tembang ini?
Melansir dari berbagai sumber, berikut ini beberapa contoh tembang pocung yang bisa kamu pelajari!
Contoh Tembang Pocung Bahasa Jawa
Tembang Pocung Tema Agama
1. “Shalat Itu Kewajiban”
Shalat iku kewajiban engkang laku
Lekase kat fajar
Ibadah kang pancen wajib
Shalat iku cagake saka agama
Artinya”
“Salat Itu Kewajiban”
Salat adalah sebuah kewajiban yang dilakukan dengan sungguh-sungguh
Dimulai dari waktu terbit matahari
Ibadah merupakan sebuah kewajiban
Karena salat itu tiangnya agama
2. “Aja Tumindhak Saru”
Dug manungsa padha elinga
Maring Sang Agung, Gusti Kang Maha Suci
Adohno tumindak saru
Aja tumindak nistha
Elingono wong urip ong donyo iku
Gesangna mung sawetra akherat papan kang nyekti
Artinya:
“Jangan Bertindak Buruk”
Hai manusia ingatlah
Kepada Sang Agung, Tuhan Yang Maha Suci
Jauhilah perbuatan buruk
Janganlah bertindak buruk
Ingatlah orang hidup di dunia itu
Bernafas hanya sebentar
Akhirat tempat kembali yang sejati
Tembang Pocung Tema Nasehat
3. “Aja Pamrih”
Durung punjul ing kawruh keselek jujul
Kaseselan hawa
Cupet kapepetan pamrih
Tengah nedya anggambung mring Hyang Wisesa
Artinya:
“Jangan Pamrih”
Belum cakap ilmu tinggi sudah buru-buru ingin dianggap pintar
Terselip hawa nafsu yang merasa kurang
Yang tertutup oleh pamrih
Maka mustahil untuk manunggal pada Yang Maha Kuasa
4. “Hawa Nepsu”
Bathara gung ing uger graning jajantung
Jenek Hyang Wisesa
Sana pasenedan suci
Nora kaya si mudha nudhar angkara
Artinya:
“Hawa Nafsu”
Tuhan Yang Maha Agung diresapi dalam setiap helai nafas
Hidup menyatu dengan Yang Maha Kuasa
Teguh menyucikan diri
Tidak seperti orang muda yang selalu mengumbar hawa nafsu angkara
5. “Urip Tentrem”
Nora uwus kareme anguwus uwus
Uwose tan ana
Mung janjine moreng-moreng
Kaya buta buteng betah anganiaya
Artinya:
“Hidup Tentram”
Tidak ada henti-hentinya mencaci maki sesama
Tanpa adanya isi dan tujuan
Pekerjaannya hanya marah-marah
Seperti layaknya raksasa yang bodoh pemarah dan suka menganiaya
Tembang Pocung Tema Pendidikan
6. “Sregep Sinau”
Dadi bocah kudu sregep lan sinau
Ben ora rekasa
Sinaune ditenani
Yen we sukses ojo lali marang wong tuwa
Artinya:
“Rajin Belajar”
Jadilah anak yang rajin dan tekun belajar
Agar hidup tidak kesusahan
Mencari ilmu dengan sungguh-sungguh
Jika sudah meraih kesuksesan jangan lupa kepada orang tua
7. “Ngundi Ilmu”
Sapa iku ora seneng ngundi ilmu
Urip rekasa
Seneng kepati-pati
Ora sugeh ananging ora rumangsa
Artinya:
“Mencari Ilmu”
Siapa di dunia ini tidak suka untuk mencari ilmu
Hidupnya akan kesusahan
Kegembiraan tidak akan lama
Tidak sukses dan tidak bahagia
8. “Hakekate Ngelmu”
Nora weruh rosing rasa kang rinuruh
Lumeketing angga
Anggere padha marsudi
Kana kene kaanane ora beda
Artinya:
“Hakikat Ilmu”
Tidak mendalami hakikat ilmu yang telah dicari
Padahal ilmu sejatilah yang ada di dalam jati diri
Asal mau berusaha
Di sana dan di sini ilmu tidak ada bedanya
***
Semoga bermanfaat, Property People.
Simak informasi menarik lainnya di Google News Berita 99.co Indonesia.
Kunjungi www.99.co/id dan rumah123.com untuk menemukan hunian impianmu dari sekarang.
Dapatkan kemudahan untuk memenuhi kebutuhan properti, karena kami selalu #AdaBuatKamu.
Kunjungi dari sekarang dan temukan hunian favoritmu, salah satunya Griya Reja Residence!
Artikel ini bersumber dari www.99.co.