Presiden Turki mengatakan bahwa Swedia hingga saat ini masih melindungi kelompok yang dianggap oleh Ankara sebagai kelompok teroris

JAKARTA, JITUNEWS.COM – Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengatakan pada hari Kamis (6/10) bahwa Turki saat ini siap memberikan ijin bagi Finlandia untuk bergabung dengan NATO. Namun, hal itu tidak akan melakukan hal yang sama untuk Swedia. Pernyataan Erdogan tersebut menunjukkan bahwa kedua negara Eropa Utara dapat bergabung dengan aliansi militer tersebut pada waktu yang terpisah.

Berbicara pada konferensi pers di Praha, Erdogan mengungkapkan bahwa hubungan Ankara dengan Finlandia “berbeda dengan hubungan dengan Swedia.”

“Finlandia bukanlah negara di mana teroris berkeliaran dengan bebas,” sementara Swedia adalah “tempat teror merajalela,” kata Erdogan, dikutip Russia Today.

Taiwan Bakal Keluarkan Respon Militer jika China Nekat Kirim Pesawat Tempur ke Wilayahnya

“Jadi, mengenai Finlandia dan Swedia, NATO harus membuat keputusan. Jika mereka membuat keputusan yang menguntungkan Finlandia, tentu saja kami akan melakukan semua yang kami perlukan,” kata Erdogan.

Pernyataannya datang pada hari yang sama ketika Menteri Pertahanan Finlandia Antti Kaikkonen mengkonfirmasi bahwa negaranya akan menempa jalan menuju NATO bersama dengan “mitra dekatnya Swedia.”

Pemerintah Turki, yang awalnya menentang aksesi Finlandia dan Swedia, setuju untuk secara resmi mendukung tawaran mereka pada akhir Juni kemarin. Dukungan tersebut diberikan setelah Stockholm dan Helsinki menandatangani perjanjian yang salah satu isinya berjanji untuk menanggapi permintaan ekstradisi, menghapus kontrol ekspor dan menghentikan dukungan untuk kelompok yang dianggap Ankara sebagai teroris. Di antara kelompok-kelompok tersebut adalah aktivis Partai Pekerja Kurdistan (PKK), serta pengikut ulama Fethullah Gulen, salah satu tokoh dibalik upaya kudeta pemerintahan Erdogan.

Sejak Juli, baik Swedia dan Finlandia telah mengambil sejumlah langkah untuk mendapatkan persetujuan Ankara atas tawaran NATO mereka. Pekan lalu, Swedia mengumumkan bahwa mereka akan mencabut embargo senjata yang telah dikenakan pada Turki pada 2019 atas operasi militer negara itu terhadap pemberontak Kurdi di Suriah.

Namun, negosiasi antara Swedia dan Turki tampaknya tetap pada titik rendah sejak kemunduran besar di musim panas. Kerumitan tersebut disebabkan oleh foto-foto yang muncul pada bulan Juli yang menunjukkan beberapa anggota parlemen Swedia berpose dengan bendera PKK.

Sebut Sanksi Uni Eropa terhadap Rusia Gagal, PM Hungaria: Harus Diubah


Artikel ini bersumber dari www.jitunews.com.